Eksistensi Tradisi Pasola pada Masyarakat Penganut Kepercayaan Marapu di Desa Pahola Kecamatan Wanokaka Kabupaten Sumba Barat
Abstract
Tujuan penulis skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi Pasola pada masyarakat penganut kepercayaan Marapu di Desa Pahola, 2. Mengetahui eksistensi pelaksanaan tradisi Pasola, dan 3. Mengetahui dampak pelaksanaan tradisi Pasola pada masyarakat penganut kepercayaan Marapu di Desa Pahola Kecamatan Wanokaka Kabupaten Sumba Barat.
Penelitian ini yang bersifat deskriptif. Sumber data yang digunakan yaitu sumber primer dan sekunder, teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi, teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Tradisi Pasola merupakan kultur relegius, suatu bentuk pengabdian dan aklamasi ketaatan kepada roh-roh leluhur. Tradisi Pasola merupakan tradisi yang berakar dari kepercayaan Marapu yang di anut oleh sebagian masyarakat Sumba. Tradisi ini memiliki tujuan untuk meminta keberkahan kepada dewata sehingga memberikan keselamatan dan kesuburan terhadap dunia dan seisinya. Darah yang tumpah pada saat atraksi di yakini sebagai bentuk persembahan terhadap dewata. Tradisi ini di laksanakan pada bulan februari sampai maret tiap tahunnya. Tradisi ini di laksanakan di lapangan yang luas atraksi yang di lakukan yaitu perang dengan melempar lembing (kayu) kearah lawan hingga meneteskan darah, karena darah tersebut sangat berkasiat untuk kesuburan tanah. Dilaksanakan turun temurun sebagai salah satu pemujaan terhadap leluhur. Seiring berjalannya waktu tradisi ini berubah menjadi sarana sosial tempat menjalin persahabatan dan persaudaraan. Dampak pelaksanaan kegiatan Pasola yaitu mengajar orang untuk bersikap hidup, bertingkah laku baik, bentuk penyelesaian krisis di masyarakat Sumba, dan juga memberikan hiburan pada masyarakat dan di kemudian hari menjadi salah satu objek wisata yang mendatangkan devisa bagi Negara. Sedangkan sisi negatifnya ialah Pasola dapat menimbulkan mala petaka berupa luka cedera bahkan korban nyawa, tanpa jaminan asuransi bagi yang cacat atau meninggal dunia. Akar dari tradisi Pasola yang ternanam jauh dalam budaya masyarakat Sumba, menjadikan tradisi Pasola tidak sekedar perminan semata.
References
Danim, sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa Dan Penelitian Pemula Bidang Ilmu Sosial, pendidikan, dan Humaniora. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Uma, Wilhelmus Kuara Jangga. Dkk. 2018. Makna Nyale Dalam Upacara Adat Pasola Sebagai Upaya Pelestarian Budaya di Sumba Barat Nusa Tenggara Timur. Jurnal HISTORIA Volume 6 Nomor 2
Woha, Umba Pura. 2008. Sejarah Pemerintahan di Pulau Sumba, Kupang : undana Press
Hadikusuma. Hilman 2003. Pengantar ilmu Hukum Adat Indonesia. Bandung: Mandar Maju.
Mardinim, Johanes. 1994. Jangan tangisi tradisi : transformasi budaya menuju masyarakat Indonesia modern. Yogyakarta : Kanisius.
Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Soekanto, Soejono, 1990. Sosiologi : suatu pengantar Jakarta: Rajawali Press 181)
Harapandi dahri 2009. Tabot Jejak Cinta Keluarga Nabi di Bengkulu. Jalarta : Citrasriyadin.
Copyright (c) 2019 Seminar Nasional Taman Siswa Bima
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.