Budaya Literasi Kunci Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Berkualitas pada Era Globalisasi 4.0
Abstract
Bahasa hanya dimiliki oleh manusia, namun bahasa Indonesia yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia saat ini milik seluruh rakyat Indonesia, tetapi hanya dimiliki oleh para akademisi dan para linguis yang peduli dengan bahasa Indonesia. Masyarakat Indonesia lebih bangga menggunakan dan memiliki bahasa gaul, alay, silang, korea, dan bahasa Inggris dalam bertutur kata dengan sesama. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia hanya dijadikan perlambang, di anak tirikan, dirusak, dan tidak diperdulikan. Hal ini disebabkan oleh budaya acuh yang diberikan oleh masyarakat Indonesia. Ketidakperdulian akan sesuatu yang tidak menghasilkan uang adalah salah satu faktor utama masalah ini. Bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah tidak lagi diperdulikan. Selain itu, guru bahasa indonesia adalah salah satu ujung tombak utama yang langsung bersentuhan dengan pendidikan dan masyarakat, lebih mampu memberikan pemahaman tentang sebagian besar budaya literasi. Sebagai salah satu upaya guru bahasa Indonesia adalah meningkatkan budaya literasi dalam bahasa Indonesia, karena dengan budaya literasi para peserta didik dan masyarakat dapat mempelajari apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang digunakan. Dengan demikian, pelestarian budaya literasi dalam mengoptimalisasikan pembelajaran bahasa Indonesia, maka masyarakat Indonesia tentu saja akan mampu menantang dan mengimbangi perkembangan yang akan terjadi pada kompilasi yang dilakukan era globalisasi 4.0. Sebagai salah satu upaya guru bahasa Indonesia adalah meningkatkan budaya literasi dalam bahasa Indonesia, karena dengan budaya literasi para peserta didik dan masyarakat dapat mempelajari apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang digunakan. Dengan demikian, pelestarian budaya literasi dalam mengoptimalisasikan pembelajaran bahasa Indonesia, maka masyarakat Indonesia tentu saja akan mampu menantang dan mengimbangi perkembangan yang akan terjadi pada kompilasi yang dilakukan era globalisasi 4.0. Sebagai salah satu upaya guru bahasa Indonesia adalah meningkatkan budaya literasi dalam bahasa Indonesia, karena dengan budaya literasi para peserta didik dan masyarakat dapat mempelajari apa yang dibutuhkan bahasa Indonesia yang digunakan. Dengan demikian, pelestarian budaya literasi dalam mengoptimalisasikan pembelajaran bahasa Indonesia, maka masyarakat Indonesia tentu saja akan mampu menantang dan mengimbangi perkembangan yang akan terjadi pada kompilasi yang dilakukan era globalisasi 4.0.
References
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarat Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2014. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Mujianto, Gigit dkk. 2013. Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah. Malang: UMM Press.
Muslich, Mansur. 2012. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi: Kedudukan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Prasetya, Heru. 2005. Sang Jurnalis. Yogyakarta: Navila.
Rohmadi, Muhammad dkk. 2014. Upaya Terampil Berbicara dan Menulis Karya Ilmiah. Surakarta: Cakrawala Media.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarat: PT Raja Grafindo Persada.
Subyakto, Sri Utari dan Nababan. 1992. Psilinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Copyright (c) 2019 Seminar Nasional Taman Siswa Bima
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.